Kamis, 23 Oktober 2014

Peradaban lembah sungai gangga

Pusat Peradaban
Lembah sungai Gangga dengan anak sungainya Yamuna terletak antara Pegunungan Himalaya dan Pegunungan Vindhya. Kedua sungai tersebut bermata air di Pegunungan Himalaya dan mengalir di kota-kota besar seperti Delhi, Agra, dan bermuara di wilayah Bangladesh ke teluk Banggala. Sungai Gangga bertemu dengan Sungai Brahmaputra yang bermata air di Pegunungan Kwen Lun. Lembah Sungai Gangga merupakan daerah yang subur
Pusat Peradaban
Pendukung Kebudayaan
Pendukungnya adalah Bangsa Arya (Indo-Jerman).

Ciri-ciri bangsa Arya :

Berkulit putih
Berbadan tinggi
Hidung mancung
Mata pencaharian beternak
Bangsa Arya bercocok tanam setelah bercampur dan menguasai bangsa Dravida di Sungai Indus yang menghasilkan kebudayaan Hindu


Kehidupan Masyarakat
Peradaban ini meninggalkan dua agama besar yaitu Hindu dan Buddha.

Di sini juga tempat lahirnya sistem kasta karena bangsa Arya ingin menjaga kemurnian rasnya dari bangsa Dravida (asli India).

Lahirnya agama Buddha adalah bentuk reaksi beberapa golongan atas ajaran kaum Brahmana yang dipimpin oleh Sidharta Gautama.
Pemerintahan


Perkembangan sistem pemerintahan di lembah Sungai Gangga adalah kelanjutan dari sistem pemerintahan di lembah Sungai Indus.

Sejak Kerajaan Maurya runtuh, terjadi kekacauan akibat perang. Keadaan ini baru dapat diaman sejak munculnya Kerajaan Gurpta.
Kerajaan Gupta
Pendiri : Candragupta I
Ibukota : Kota Ayodhia
Puncak kejayaan : dimasa Raja Samudra Gupta (cucu Candragupta I)
Daerah kekuasaan : seluruh lembah Sungai Gangga dan Indus

Candragupta II menggantikan ayahnya Raja Samudra Gupta dimana kesusastraan berkembang pesat pada masa pemerintahannya.

Di masa ini, terkenal seorang punjangga bernama pujangga Kalidasa dengan hasil karyanya yang berjudul Syakuntala

Setelah Candragupta II Kerajaan Gupta mengalami kemunduran dan India memasuki masa kegelapan selama 2 abad sampai muncul seorang raja bernama Harshawardana.


Kerajaan Harsha
Pendiri : Raja Harshawardana
Ibukota : Kanay

Raja Harshawardana adalah seorang pujangga besar sehingga kesusastraan dan pendidikan di kerajaan ini berkembang sangat pesat.

Salah satu pujangga yang terkenal pada masa kerajaan Harshawardana adalah pujangga Bana dengan karyanya berjudul Harshacarita.

Raja Harsha pada awalnya memeluk agama Hindu, tetapi kemudian memeluk agama Buddha. Di tepi Sungai Gangga banyak dibangun wihara dan stupa, serta dibangun tempattempat penginapan dan fasilitas kesehatan. Candi-candi yang rusak diperbaiki dan membangun candi-candi baru.

Tidak diketahui adanya raja-raja yang berkuasa setelah Harshawardana.

Kebudayaan
Di Lembah Sungai Gangga inilah kebudayaan Hindu berkembang, baik di wilayah India maupun di luar India. Dalam agama Hindu dikenal dengan sistem kasta, yaitu pembagian kelas sosial berdasarkan warna dan kewajiban sosial. Dalam perkembangan selanjutnya, sistem kasta inilah yang menyebabkan munculnya agama Buddha. Hal ini dipelopori oleh Sidharta Gautama.

Agama Buddha mulai menyebar ke masyarakat India setelah Sidharta Gautama mencapai tahap menjadi Sang Buddha.

Peradaban Sungai Gangga meninggalkan beberapa bentuk kebudayaan yang tinggi seperti kesusastraan, seni pahat, dan seni patung.

Peradaban dari lembah sungai ini kemudian menyebar ke daerah-daerah lain di Asia termasuk di Indonesia.